Hay,ini kisahku
Aku terlahir dalam keadaan orangtua broken home, mulai dari kecil Aku tidak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orangtua. Aku tinggal bersama nenek dan bude. Budeku mempunyai 4 orang anak.
Entah mengapa Bude selalu benci kepadaku, katanya nenek terlalu sayang kepadaku, padahal kalau dipikir wajar saja, karena Aku tidak ada orang tua.
Yang paling membuatku sedih adalah Ibuku sudah menikah lagi dengan orang di Bali, dengan identitas janda tanpa anak. Aku merasa sakit sekali tidak diakui sebagai anak oleh ibuku. Sedabgkan, Ayahku kembali kepada istri pertamanya. Ya benar, ibuku adalah istri kedua ayahku, mereka menikah secara siri.
Sebenarnya aku tidak apa-apa tinggal bersama nenek, namun yang menjadi permasalahan adalah adanya bude yang sangat membenciku. Saat Aku berbuat sedikit kesalahan, disitulah dia selalu memukul tubuhku, dia tidak segan-segan menamparku, memukul kepalaku, bahkan membenturkan kepalaku ke dinding.
Semua itu berlangsung sampai Aku lulus SD. Dan saat aku sudah masuk SMP Aku sudah bisa mulai membawa diri, yang pastinya sudah terbiasa dengan kehidupanku. Aku selalu berusaha mengalah kepada anak-anak budeku, dan semua itu aku lakukan untuk menghindari pertengkaran dan agar tidak dipukuli oleh Budeku itu.
Ya mau tidak mau aku harus menerima dengan keadaanku.Aku tidak bisa sekolah Tinggi sesuai dengan impianku, sampai lulus SMP pun aku sudah measa bersyukur. Setelah lulus akupun harus bekerja.
Dan sampailah diumur dewasaku yaitu 20 Tahun, akhirnya aku memutuskan untuk menikah. Dan disaat itulah aku kembali merasakan hancur, Saatitu aku membutuhkan Wali Nikah, dan saat itulah aku menghubungi Ayahku, berharap sehari saja aku merasakan kasih dan sayang dari seorang Ayah. Tapi…
Percayakah apa yang terjadi. Apa yang kuharapkan pupus begitu saja, saat Ayah datang dengan menyatakan ingin menyerahkan hak walinya, dan menyatakan bahwa Dia tidak bisa datang menyaksikan hari pernikahanku.
Sedangkan Ibu, sebenarnya Aku tidak terlalu mengharapkan kedatangannya, karena sudah 20 Tahun dia mengabaikanku, hanya sekedar menanyakan kabar pun tidak.
Akhirnya aku pun menikah tanpa kedua orang tua ku. Dan kini aku sudah memiliki 3 orang Anak, tiba-tiba Ibuku datang pulang ke kampung ini, dan kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah ” Jangan doakan jelek ibu mu “.Aku benar-benar kaget mengapa dia sampai memiliki pikiran seperti itu, padahal selama ini aku tidak pernah seperti yang dia pikirkan itu, Mana ada sih seorang Anak yang mendoakan jelek kepada ibunya, meskipun aku tidak pernah diakui sebagai anak. Walau sesakit apapun hati ini, tapi aku sadar aku tidak pantas memiliki dendam kepada orang yang telah melahirkanku ke dunia ini.
Aku hanya akan menata hati ku, dan tugasku adalah menjaga anak-anakku agar tidak merasakan apa yang kurasakan.